Belajar Kontekstual

Kali ini saya ingin menceritakan pengalaman saya saat berkunjung ke kelas Pak Suhaimi. Tepatnya di kelas 4 SDN 3 Batujai. Sekolah ini terletak di jalan ByPass BIL (Bandara Internasional Lombok). Jarak tempuh sekitar 45 menit dari kota Mataram.

Tugas saya kali ini hanya mengobservasi jalannya pembelajaran di kelas pak Suhaimi.

Pagi itu pak guru kita yang satu ini mengajar bahasa Indonesia. Tema-nya adalah menulis cara penggunaan suatu benda.

Saat memasuki kelas, terlihat pak Suhaimi membawa satu plastik besar. Entah apa isi kantong plastik tersebut. Para siswa penasaran, dan bertanya "Apa itu pak guru?". Tapi, pak guru kita ini belum mau menujukkan apa isi kantong plastik tersebut.

Pelajaranpun dimulai dengan sebuah ice breaking, lalu mengelompokkan siswa menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang. Siswa pak Suhaimi memang hanya berjumlah 16 orang.

Setelah siswa duduk dengan kelompok masing-masing pak Suhaimi mulai membuka isi kantong plastik yang dibawanya. Ternyata, isi kantong plastik tetsebut adalah berbagai macam botol/ wadah benda-benda yang biasa dipakai sehari-hari. Ada botol bekas shampo, bekas sabun, bekas pengharum ruangan, dll. Semua benda -benda itu dijejerkan di atas sebuah meja yang sudah disiapkan.
Pak Suhaimi bak seorang pedagang yang sedang menjajakan jualannya.

" Anak-anak kalian tahu ini apa?"
"Tahu Pak Guru". Jawab para siswa
" Apa ini"? Kata pak guru, sambil menunjukkan salah satu benda di atas meja.
"Shampo pak guru". Teriak siswa
bersemangat.
" Bagaimana cara kalian memakainya? Pak guru bertanya lagi.
Siswa pun berebutan menjawab.
Begitu selanjutnya. Beberapa benda diangkat sebagai sampel untuk mengetahui apakah siswa sudah mengetahui barang-barang tersebut. Tentu saja hal ini sangat mudah bagi siswa untuk menjawabnya, karena memang benda yang dibawa adalah benda -benda yanh dekat dengan kehidupan mereka. Benda-benda yang juga mereka miliki dan pakai di rumah mereka.

Selanjutnya setiap perwakilan anggota kelompok diminta untuk memilih benda yang disukainya. Masing-masing kelompok mengambil 4 jenis benda. Setelah semua kelompok mendapatkan benda-benda tersebut, tugas mereka adalah menuliskan cara penggunaan benda tersebut di selembar kertas, tak lupa pekerjaan itu dikerjakan secara berkelompok.

Tugas ini sebenarnya cukup mudah. Anak-anak tinggal menuliskan cara penggunaan/ pemakaian dari benda-benda yang di dapat kelompoknya, apalagi dibagian belakang setiap bungkus/ botol benda-benda tersebut pasti ada penjelasan tentang cara penggunaannya. Namun, tak semua anak tahu dan paham tentang hal itu. Tak semua mereka juga pernah menggunakannya. Disinilah letak belajar kontekstual itu. Para siswa tak hanya dijelaskan tentang cara memakai sesuatu benda dan menuliskannya, tetapi mereka juga dapat mencobakan bagaimana penggunaan benda tersebut. Lihatlah mereka begitu senang kala mendapatkan sebuah benda yang fungsinya untuk mengharumkan ruangan. Di rumah mereka belum tentu ada, atau bahkan memang tidak ada. Mereka secara sembarangam menyemprotkan wewangaian itu, sambil menghirup udara yang terasa lebih harum dari sebelumnya. Setelah puas mencoba beberapa bend tersebut (berlaku pada benda yang jarang mereka temui) mereka lalu menuliskan ulang cara pemakaian benda tersebut, tentu berpedoman pada cara penggunaan dibalik label. Terakhir, setiap kelompok mempersentasikan hasil kerja masing-masing di depan kelas.

Begitulah pelajaran kontekstual yang coba diterapkan oleh pak Suhaimi hari itu. Jika dibuku paket bahasa Indonesia pada materi ini di jelaskan dengan gambar, maka pak Suhaimi hari itu tidak saja dengan bantuan gambar, tapi langsung membawakan media/ benda yang nyata dari barang-barang yang ada disekitar siswa. Dari hal itu bukan saja matari tentang cara penggunaan suatu benda dalam bahasa indonesia yang dipahami siswa, tetapi juga bagaimana menggunakan suatu benda sesai dengan petunjuk pemakaian yanh benar sesuai instruksi/ penjelasan dari produsen, sehingga benda-benda tersebut dapat dipakai dengan benar.

#ODOP day 4

Previous
Next Post »

6 komentar

Write komentar
14 Januari 2016 pukul 17.51 delete

Bermanfaat sekali posting nya mba.. Cuma tulisannya ada yang typo.. Inspiratif..

Reply
avatar
Gadielok
AUTHOR
14 Januari 2016 pukul 18.02 delete

Mencerahkan tulisannya mbak
Jadi guru harus kratif memang agar suasana belajar jadi lebih menyenangkan.

Reply
avatar
14 Januari 2016 pukul 18.26 delete

Terimaksih mb sudah mampir :)

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
14 Januari 2016 pukul 19.16 delete

Pak Guru Suhaimi kreatif skali..

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
14 Januari 2016 pukul 19.17 delete

Pak Guru Suhaimi kreatif skali..

Reply
avatar
Bu Guyu Wi
AUTHOR
15 Januari 2016 pukul 08.25 delete

bisa dicoba... keyeeeen. rasa peduli bs menbuat guru kreatif. kalo tujuannya buat anak ngerti adda aja cara.

Reply
avatar