Kabut masih membungkus rinjani,namun kami sudah bergegas mendekatinya. Lebih tepatx berjalan ke arahnya. Menyusuri jalan raya menuju sekolah di kaki gunung rinjani.
Sampai di sekolah tersebut, siswa sudah ramai. Ada yang sedang menyapu kelas, ada juga masih asyik "sarapan" membeli penganan yang di jual penjaja di depan gerbang sekolah.
Sambil menunggu bel masuk, kami melihat beberapa kelas, terutama kelas yang diajar peserta pelatihan kami. Kelas tersebut sudah cukup ramai dengan beberapa pajangan kelas / display yang dibuat. Aku menggumamkan syukur.
Bel pun berbunyi, tanda masuk kelas. Pelajaran pun dimulai. Kali ini saya mengobservasi di kelas V. Pelajaran hari itu adalah matematika tentang bangun datar. Siswa mulai mengidentifikasi berbagai jenis contoh bangun datar yang berada di sekitar kelas mereka. Lalu mulai mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar tersebut.
Setelah selesai, mereka mempersentasikan sifat-sifat bangun datar di kelas. Yang menarik di sini adalah jalannya persentasi. Setiap persentasi kelompok, akan dimoderatori oleh salah satu siswa yang berasal dari kelompok lain. Hal ini terus berganti.
Mungkin di tingkat SMP/ SMA kegiatan diskusi / persentasi yang dimoderatori amat sering kita jumpai. Tapi tidak dengan di SD. Nah, di kelas ini lah saya menemukannya.
Sang Guru sangat menekankan pentingnya diskusi/ persentasi berjalan dengan lancar. Dan jni, adalah tugas seorang moderator. Para siswa dilatih untuk menjadi moderator yang baik, yang bisa meng-handle jalannya diskusi.
Hal ini tentu saja sangat bagus. Siswa dilatih untuk berani tampil di depan. Selain itu, berani juga untuk berbicara dan memimpin diskusi. Sebuah pembudayaan yang dilatih. Semoga hal ini bisa terus dilaksanakan dan bisa ditiru.
Sign up here with your email
1 komentar:
Write komentarwihh mantep, saya selalu grogi kalau disuruh jd moderator hehe
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon