Guru Keren Kepsek Keren

Jam sudah menunjunjukkan pukul 10 pagi. Kami bergegas memacu motor matic ini. Sepertinya kami terlambat kali ini. Sampai di sebuah sekolah yang pagarnya cukup tinggi untuk setingkat SD, ini seperti sekolah SMP pikirku. Tapi plang bertuliskan nama sekolah tersebut tak mungkin salah.

Saya pun melangkahkan kaki. Tak perlu ragu lagi. Kaki melangkah menuju ruang guru, tapi saat melihat guru (sepertinya bapak Kepala Sekolah) di depan salah satu kelas, saya pun melangkah ke sana. Memperkenalkan diri dan menyatakan tujuan. Tak disangka, kelas yang saya tuju ternyata kelas tempat berdiri bapak tersebut. Beliau memang kepala sekolah dan menyambut saya dengan antusias saat mengetahui tujuan saya ke sana.

Observasi pun dilakukan, kelas yang cukup "gemuk". Tapi, kesegaran tetap saya rasakan di kelas ini. Sirkusi udara sepertinya mengalir dengam baik. Jumlah siswa yang banyak tak membuat kelas ini sumpek. Siswa asyik berkelompok membuat prakarya dari botol dan plastik, dan stik es krim. Sementara saya asyik menikmati beberapa display yang terpasang di dinding.

Ternyata, bukan hanya saya yang observasi di kelas hari itu. Bapak kepsek juga tak mau ketinggalan. Ckrek.. Ckrek... Beliau memotret kegiatan siswa kelas tersebut. Sambil mengingatkan untuk fokus menyelesaikan pekerjaan tangan mereka. Sesekali beliau mengajak saya mengobrol . Sementara, sang guru yang saya observasi asyik berkeliling menilai satu persatu proses pembuatan karya siswanya.

Setelah kelas selesai, kami diajak berbincang oleh kepala sekolah. Beliau sangat mengapresiasi pelatihan yang kami berikan. Juga meminta waktu semoga kami bisa berbagi pula untuk guru-guru khusus di sekolah tersebut. Tentu saja kami senang mendengarnya.

Beliau juga bercerita kalau guru yang ditugaskan untuk mengikuti pelatihan kami sangat antusias dan langsung mempraktikan apa yang kami berikan di dalam kelasnya. Bapak kepala sekolaj sangat mendukung hal tersebut dan beliau merasa senang.

Kami berbincang lama hingga jam pulang sekolah berdentang. Banyak hal yang kami dapatkan hari ini. Bukan hanya terkait antisiasme salah satu petinggi sekolah tentanh program kami, tetapi juga tentang pengalaman beliau yang bisa kami ambil pelajaran. Salah satunya adalah keputusan beliau untuk meninggikan gedunv sekolahnya.

Ya, di kelas tadi saya tidak merasa getah atau sumpek walaupun kelas penuh. Ternyata, kuncinya adalah atap kelas yanng tinggi. Dua tahun di tempatkan di sekolah ini bapak kepsek membuat banyak perubahan. Selain kesdisplinan guru dan siswa, juga fisik sekolah. Menambah tinggi atap ruang kelas sehingga sirkulasi udara lancar, membuat gazebo, dan memanfaatkan lahan kosong di belakang sekolah dengan menanam berbagai macam pohon. Mulai dari pisang hingga cengkeh. Maklum, sekolah ini berada di kaki gunung rinjani, tanaman perkebunana seperti  pisang, dan cengkeh tumbuh subur di sini. Tak heran, sekolah ini terlihat asri dan menyegarkan.  Menurut saya inilah salah satu contoh sekolah keren, tidak hanya memperhatikan lingkungan fisik, tetapi juha bisa mendukung kegiatan gurunya untuk menjadi " better teacher".

Previous
Next Post »