2 hal baru pada kegiatan Imtaq

Mentari sudah merekaj sedari pagi tadi. Jam sudah menunjukkan hampir pukul 7 pagi. Bergegas kami menyusuri jalan lintas desa yang sudah beraspal mencari sekolah tujuan. Pagi ini kami akan ke sekolah 2 orang peserta pelatihan. Kami akan melaksanakan monitoring berupa observasi kelas di sekolah tersebut.

Tujuan kami adalah SDN 1 Genggelang. Sekitar 7km dari pusat kecamatan Gondang, tempat kami menginap. Sekolah ini dekat dengan tempat wisata. Air terjun Kertagangga. Begitu namanya. Namun, kali ini saya tidak akan membahas air terjun/ tempat wisata. Tapi, tentanh sekolah dan guru di SDN 1 Genggelang.

Hari itu hari Jum'at. Saat saya sampai di gerbang sekolah, anak-anak heran melihat saya. "Siapakah gerangan?" mungkin pertanyaan itu berkecamuk di benak mereka.

Saya pun menyapa seorang siswa perempuan yang kebetulan berdiri di dekat gerbang.
"Betul ini tempat ngajarnya bu Mega?"
"Ya  bu" . jawabnya.
"Tapi bu Mega belum datang". Jawabnya lagi.
" iya, tak apa. Saya akan menunggu.

Saya pun menunggu sambil mengamati aktivitas siswa pagi itu. Sebagian besar siswa laki-laki yang hadir sedang asyik duduk di pinggir kelas menikmati jajanan, sarapan khas anak sekolah, sebagian lagi masih melingkar mengelilingi ibu kantin di pojok sekolah. Sisanya, ada yang sedang menyapu kelas dan halaman. Seperti umumnya di sekolah lain, anak perempuan tampak mendominasi sedang menyapu pagi itu. Hal ini salah satu yang saya suka dari sekolah ini. Walau guru belum hadir, beberapa siswa sudah memiliki jnisiatif sendiri untuk membersihkan lingkungan sekolah. Semoga begini tiap harinya.

Beberapa saat kemudian, para dewan guru mulai berdatangan. Bel pun dibunyikan. Anak-anak menggelar karpet dan bersiap melaksanakan kegiatan Imtaq di hari Jum'at. Kegiatan berjalan lancar. Mulai dari pembacaan Al Qur'an, Surat Yasin, do'a, dan tausiyah singkat.

Uniknya, bila di sekolah lain  hanya 4 kegiatan di atas menjadi susunan acara. Tetapi di sekolah ini ditambahkan dengan latihan pidato, di wakili oleh 1 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan. Kemudian membaca juz Amma yang dipimpin oleh salah satu siswa.

Dua hal ini saya kira baru saya temukan di sekolah ini. Kegiatan ini cukup bagus. Membiasakan anak untuk berbicara di depan umum tentu tidak mudah, nah membiasakan dengan latihan di hari jumat seperti ini, tentu bagus sekali untuk pembelajaran bagi siswa. Pun demikian dengan pembacaan juz Amma. Seridaknya, dengan membaca bersama-sama, siswa mulai menghafal beberapa surat yang ada pada juz 30 tersebut. Salut untuk sekolah ini.

Previous
Next Post »